TEKNIK PENYUSUNAN TEKS PIDATO
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah :retorika
Dosen
Pengampu : Dra. Hj . Jauharotul Farida,.M.Ag
Disusun
Oleh :
Nandi setiawan (1501046004)
Elya sukmawati (1501046032)
Ainurrika
Nadhifa (1501046033)
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
pidato pidato adalah penyampaian dan penanaman pikiran,
informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai. pidato biasanya
disampaikan secara lisan dalam acara- acara resmi , seperti peringatan hari
bersejarah , perayaan hari-hari besar atau pembukaan suatu kegiatan.[1]
pidato dilakukan dengan empat cara, yaitu membaca
naskah (manuskrip), menghapal (memoriter), spontanitas (impromptu), dan
menguraikan kerangka (ekstemporer).[2] bila
berpidato dengan menggunakan naskah, maka harus disiapkan naskah tersebut
terlebih dahulu. dengan demikian, keterampilan menulis naskah pidato diperlukan mempersiapkan naskah adalah salah satu aspek penting yang dilakukan sebelum
berpidato. diantara fungsi tersebut ialah agar pidato
lebih sistematis, teratur, dan efektif. begitu pentingnya pembuatan
naskah, oleh karena itu, disini akan membahas lebih jauh mengenai devinisi pidato, Jenis-jenis pidato dan teknik
penyusunan teks pidato.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
devinisi pidato?
2.
Apa saja Jenis-jenis pidato?
3.
Bagaimana
teknik penyusunan teks pidato ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEVINISI
PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan
dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga
berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan
mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya
merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang
ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan,
pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara
atau event, dan lain sebagainya.
Pidato
adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya
dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang
suatu hal atau peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan.[4]
Menurut Emha Abdurrahman dalam
bukunya tehnik dan pedoman berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara
lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan keterangan
sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu
waktu tertentu.
Menurut
KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis
dengan tangan yang belum diterbitkan,Suatu naskah atau manuskrip (bahasa Latin manuscript: manu scriptus ditulis tangan), secara khusus, adalah
semua dokumen tertulis yang
ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya dengan cara
lain. Kata 'naskah' diambil dari bahasa
Arabnuskhatum yang berarti sebuah potongan kertas.[5]
Fungsi
Pidato
Pidato umumnya melakukan satu
atau beberapa hal berikut ini :
1)
Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan
yang disarankan dengan suka rela,
2)
Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
3)
Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur
sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,
4)
Mendidik,
5)
Propaganda,
6)
Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka
seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika
sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang
berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil
ataukah gagal.
2.
JENIS-JENIS PIDATO
Jenis pidato
ditentukan oleh beberapa faktor seperti situasi, tempat, tujuan dan isi
pembicaraan. Faktor-faktor yang menjadi patokan untuk menentukan jenis pidato
adalah:
1. Bidang
Politik
Dunia
politik seringkali menuntut adanya pidato yang bersifat politis. Pendengar
pidato politis pada umumnya adalah massa rakyat. Tujuan pidato ini bukan
mengajar, tetapi mempengaruhi, bukan meyakinkan tetapi membakar semangat. Jenis
pidato politis yang lazimnya dibawakan adalah pidato kenegaraan, pidato
parlemen, pidato pada perayaan nasional, pidato pada kesempatan demonstrasi,
dan pidato kampanye. Pidato-pidato politis umumnya panjang dan dapat dibawakan
langsung di hadapan massa atau dapat juga melaui media komunikasi seperti radio
dan televisi.
2. Kesempatan
Khusus
Ada banyak
kesempatan atau pertemuan tidak resmi, di mana orang harus membawakan pidato.
Suasana pertemuan semacam ini umumnya akrab, sebab para peserta sudah saling
mengenal, misalnya pertemuan keluarga, sidang organisasi dan sidang antara para
anggota dan pimpinan perusahaan. Bentuk pidato yang dibawakan biasanya disebut
Kata Sambutan. Lamanya antara 3 sampai 5 menit. Pidato atau sambutan ini lebih diarahkan untuk menggerakkan hati dan bukan pikiran pendengar. Sasaran
utamanya adalah perasaan bukan pengertian.
Jenis-jenis
pidato yang dibawakan pada kesempatan ini adalah pidato ucapan selamat datang, pidato
untuk memberi motivasi, pidato ucapan syukur, pidato pembukaan, dan pidato
penutup.
3. Kesempatan
Resmi
Dalam
kehidupan bermasyarakat sering diselenggarakan berbagai pertemuan karena
alasan-alasan resmi. Para peserta yang hadir adalah para pejabat, para
pembesar, atau orang-orang terkemuka yang datang dalam suasana formal. Bentuk
pidato pada kesempatan ini juga disebut Kata Sambutan. Dalam kesempatan resmi,
pidato atau sambutan yang dibawakan seharusnya singkat, meskipun disampaikan
secara bebas. Sasarannya lebih untuk menggerakkan perasaan dan bukan untuk
menanamkan pengertian rasional.
Jenis-jenis
pidato yang diucapkan pada kesempatan ini adalah pidato Hari Ulang Tahun (HUT),
pidato pernikahan, pidato perpisahan, dan pidato pelantikan.
4. Pertemuan
Informatif
Dalam
hubungannya dengan pembinaan, sering diselenggarakan pertemuan-pertemuan
informatif. Maksudnya adalah pertemuan dalam kelompok-kelompok kecil atau
besar, baik dalam dunia pendidikan, maupun dalam bidang kehidupan lain. Pidato
ini memiliki maksud untuk memberi dan membagi informasi atau untuk membahas
suatu masalah secara ilmiah.
Pidato yang
dibawakan pada kesempatan ini bersifat sungguh-sungguh, ilmiah, objektif, dan
rasional. Konsentrasi pembeberannya lebih pada penalaran rasional. Jenis-jenis
pidato informatif ialah kuliah, ceramah, presentasi makalahm pengajaran, dan
wejangan informatif. Wejangan informatif ialah ceramah yang santai
di depan sekelompok pendengar dalam jumlah kecil. Bentuk ini sering dipakai apabila
menunjukkan slides atau film. Gambar atau film menjadi pokok pembicaraan,
sehingga tidak menuntut suatau persiapan yang teliti.[6]
Berdasarkan sifat dan
Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
a. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca
acara atau mc (master of ceremony).
b. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
c. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
d. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
e. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
f. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu
laporan pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
Berdasarkan ada
tidaknya persiapan yang
dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
a. Pidato Impromptu (serta
merta) yaitu pidato
yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan
tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu
adalah pidato jenis impromptu.
b. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku
istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan
membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu
dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat
kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan
keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran
serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam
bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat
dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan
kekacauan nasional.
c. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam
bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
d. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa
garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting
points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata.
Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling sering digunakan
oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk mengatur
gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.[7]
3.
TEKNIK PENYUSUNAN TEKS
PIDATO
Teknik atau Cara Menulis Naskah Pidato
Sebelum menyusun naskah pidato, yang harus
diperhatikan ialah bahan pidato yang akan dibahas. Memilih bahan yang tepat
dimaksudkan untuk menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi saat pidato
berlangsung.[8]menulis naskah pidato harus
melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan, membuat kerangka, dan
menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Penjelasannya adalah sebagai
berikut.
a.Mengumpulkan Bahan
bahan-bahan menulis pidato
dapat diperoleh dari Buku-buku, perturan-peraturan, majalah-majalah, dan
surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.
b.Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum
mencari bahan-bahan, yaitu dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan,
sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah
bahan-bahan selesai kumpulkan. Dengan bahan-bahan itu dapat menyusun
pokok-pokok yang paling penting dalam tata urut yang baik. Contoh Kerangka Pidato.Inti dari kerangka pidato adalah:
(1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup
1)
Pendahuluan: bagian pendahuluan
memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (bila ada yang diberi ucapan),
dan kata pengantar untuk menuju kepada isi
pidato;
2)
Isi: bagian ini memuat uraian pokok
yang terdiri atas topik atau pokok utama dan sub-subtopik yang memperjelas atau
menghubungkan dengan topik utama;
3)
Penutup: bagian penutup memuat
kesimpulan, harapan (bila ada), dan salam penutup.
c.Menguraikan
isi pidato
Dengan menggunakan kerangka yang
telah dibuat, ada dua hal yang harus dilakukan: (1)
dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan
menggunakan metode ekstemporan, dan (2) menulis atau meyusun naskah pidato
secara lengkap yang dibacakan atau
dihafalkan.
d. Struktur Isi Pidato
Struktur isi pidato adalah rangkaian
isi pidato dari awal hingga akhir. Rangkaian ini disusun agar pidato
berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapai dengan baik. Ada beberapa cara
merangkai isi pidato, antara lain: (1) mengikuti alur dasar pidato, dan (2)
mengikuti pola organisasi pidato.
Alur dasar pidato, yaitu rangkaian isi pidato
yang mengikuti alur dasar pidato yang bergerak melalui tiga tahap: (a)
tahap perhatian, yaitu tahap pertama yang dilakukan pembicara dengan baik;
(b) tahap kebutuhan, yaitu tahap yang dilakukan pembicara dalam
menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar
akan berusaha memahami masalah atau hal-hal penting yang disampaikan pembicara.
(c) tahap penyajian, yaitu merupakan tahap pembicara menyajikan materi
pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah kerangka pidato.[9]
e.
Menyunting Naskah Pidato
Seperti
halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu disunting. Baik
isi, bahasa, maupun penalarannya. Isi naskah perlu dicermati kembali naskah itu
telah sesuai tidaknya dengan tujuan pidato, calon pendengar, dan kegiatan yang
digelar. Selain itu isinya juga harus dipastikan apakah benar, representatif,
dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato.
Sementara
itu penyuntingan teradap bahasa diarahkan pada pilihan kosa kata, kalimat, dan
satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama dalam kegiatan
penyuntingan ini. Penalaran dalam naskah pidato juga perlu disunting untuk
memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan
penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, dan campuran.
f. Menyempurnakan
Naskah Pidato
Setelah
disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu dilakukan tindak
lanjut berupa penyempurnaan naskah. Penyempurnaan itu diarahkan pada aspek isi,
bahasa, dan penalarannya sebagaimana yang telah disunting di atas.
Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat
dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara
itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi
paragraf. Untuk itu penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, dan penghilangan
kalimat perlu dilakukan.[10]
Pada dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama. Berikut
teknik menulis pidato saja, beberapa sistematika yang harus diketahui dalam
menulis pidato adalah sebagai berikut:
1. Mencantumkan salam pembuka dan sapaan
kepada hadirin.
2. Memaparkan pendahuluan dalam bentuk ucapan
terima kasih atau rasa syukur.
3. Menggunakan isi atau inti pokok pidato
dengan menggunakan kalimat yang lugas dan jelas serta gaya bahasa yang menarik.
4. Menentukan simpulan isi pidato , sekaligus
harapan berbentuk anjuran atau gerakan.
5. Mencantumkan salam penutup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimplan
Pidato adalah suatu ucapan
dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga
berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan
mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya,
Suatu naskah atau manuskrip (bahasa
Latin manuscript: manu
scriptus ditulis tangan),
secara khusus, adalah semua dokumen tertulis yang
ditulis tangan,
Jenis pidato ditentukan oleh
beberapa faktor seperti situasi, tempat, tujuan dan isi pembicaraan.
Faktor-faktor yang menjadi patokan untuk menentukan jenis pidato adalah: Bidang
Politik, Kesempatan Khusus, Kesempatan Resmi, Pertemuan
Informatif,
menulis naskah pidato harus
melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan, membuat kerangka, dan
menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Pada dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau
khitobah itu sama. teknik menulis pidato saja, beberapa sistematika yang harus
diketahui dalam menulis pidato adalah sebagai berikut:
B. Kritik dan saran
Demikian makalah yang dapat kami buat dan kami sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun referensi yang kurang benar dalam pembahasan, kami mohon
maaf yang sebesar- besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikkan dari pembaca
demi kebaikan kami untuk selanjutnya. Tiada kesempurnaan bagi kita, kecuali
kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisral Imam Zaidallah, , 2002.Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib
Profesional, .Jakarta:
Kalam Mulia
Dinna Ferdianti, 2005. Cendekia Berbahasa, Jakarta:Grafindo Media
Pratama,
Dori Wuwur Hendrikus, 1991.Retorika, Terampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius
Jalaluddin Rakhmat, 2004.Retorika Modern Pendekatan
Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Think
smart bahasa Indonesia,(PT. grafindo media pratama, 2006
[2] Jalaluddin Rakhmat, Retorika
Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 205
[6] Dori Wuwur
Hendrikus, Retorika, Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm.
48-50.
[8]
Alwisral
Imam Zaidallah, Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib
Profesional, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.
83.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar